Kamis, April 17, 2008

If Tomorrow Never Comes

by: Ronan Keating

Sometimes late at night
I lie awake and watch her sleeping
She's lost in peaceful dreams
So I turn out the lights and lay there in the dark
And the thought crosses my mind
If I never wake up in the morning
Would she ever doubt the way I feel
About her in my heart

If tomorrow never comes
Will she know how much I loved her
Did I try in every way to show her every day
That she's my only one
And if my time on earth were through
And she must face the world without me
Is the love I gave her in the past
Gonna be enough to last

If tomorrow never comes'
Cause I've lost loved ones in my life
Who never knew how much I loved them
Now I live with the regret
That my true feelings for them never were revealed
So I made a promise to myself
To say each day how much she means to me
And avoid that circumstance
Where there's no second chance to tell her how I feel

If tomorrow never comes
Will she know how much I loved her
Did I try in every way to show her every day
That she's my only one
And if my time on earth were through
And she must face the world without me
Is the love I gave her in the past
Gonna be enough to last
If tomorrow never comes
So tell that someone that you love
Just what you're thinking of
If tomorrow never comes


Nice song that reminds us to tell everyone how much we love him/her/them since we never know if we still have tomorrow:-)

Minggu, April 13, 2008

Kebenaran Plastik (2)




Fakta tentang plastik lagi neeehh...

KESATU: Tas plastik dibuat dari sumber daya alam yang langka yaitu minyak dan menciptakan polusi mulai dari pembuatan sampai pembuangannya. 120 juta barel minyak mentah , sumber alam yang tidak dapat diperbaharui, diperlukan untk produksi satu trilion kantong plastik setiap tahun diseluruh dunia

KEDUA: Plastik menimbulkan masalah sampah di jalan-jalan , sungai dan saluran air, pantai dan lingkungan kelautan.47% sampah yang terbawa angin dari tempat pembuangan akhir, sebagian besar adalah kantong plastik

KETIGA: Sekitar 80% sampah dilautan berasal dari daratan, dan hampir 90% adalah plastik. Dalam bulan Juni 2006 program lingkungan PBB memperkirakan setiap mil persegi ada 46,000 sampah plastik mengambang dilautan

KEEMPAT: Suatu laporan. Sampah Plastik Dilaut Dunia, oleh Greenpeace, menyatakan bahwa sedikitnya 267 jenis biota laut telah menderita dari jeratan atau mencerna sampah laut. Diperkirakan 1 juta burung laut menelan atau terjerat jaring plastik atau sampah lainnya setiap tahun

KELIMA Kantong plastik dianggap sebagai produk yang dapat dibuang dan tidak hancur ditempat pembuangan. Diperlukan 1,000 tahun bagi plastik untuk terurai dan hancur.

KEENAM Hanya 0.6% s/d 1% kantong plastik yang dapat didaur ulang diseluruh dunia, sisanya tetap mengendap ditanah

KETUJUH Sampah plastik yang dibuang sembarangan menyumbat saluran air dan menyebab kan banjir

KEDELAPAN: Sampah tas plastik yang dibuang ke saluran air mengakibat kan genangan air yang menjadi sarang pembiak an nyamuk penyebab pe nyakit demam berdarah

KESEMBILAN: Negara dan kota-kota yang telah melarang atau mengurangi penggunaan kan tong plastik adalah San Francosco, Hong Kong, Singapura, Australia, Irelandia,Taiwan, Mumbai Scotlandia, Perancis, Tanzania, Switzerland, Denmark, Jerman, Africa Selatan, Philippina dan terakhir adalah Australia dan China

KESEPULUH Pengenaan cukai sebesar 15 sen atas tas belanja plastik di Republik Irlandia telah menurunkan pemakaian nya sampai dengan 90%.

Sabtu, April 12, 2008

Kampanyekan Bahaya Kantong Plastik Sejak Dini

Sebagian besar masyarakat kita memang belum memahami mengapa kita harus mengurangi pemakaian plastik kresek. Jangankan masyarakat awam, ketika hal ini coba saya tanyakan kepada mahasiswa (Teknik Kimia) yang notabene komunitas yang seharusnya memiliki informasi lebih tentang ini, ternyata tidak semua bisa 'berfikir kritis' ttg hal ini, lah apalagi anak2:-/

Dan mungkin bbrp hal berikut ini bisa mengingatkan kita semua akan pentingnya usaha mengkampanyekannya minimal kepada keluarga, teman dan anak2 kita:
1. Konsumsi akan plastik untuk beberapa kebutuhan memang hampir tidak dapat dihindarkan, sehingga untuk mengganti total pemakaian plastik dengan bahan lain tentu sangat tidak memungkinkan, sehingga hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah PENGURANGAN KONSUMSI PLASTIK
2. Bahan baku plastik konvensional adalah minyak bumi. Kita dapat bayangkan seberapa besar minyak bumi yang diproduksi menjadi plastik untuk seluruh kebutuhan di dunia. Coba kita hitung saja berapa banyak plastik yang kita gunakan dalam sehari, mulai dari plastik pembungkus belanjaan dapur, plastik air minum kemasan, plastik pembungkus snack, plastik pembungkus belanjaan di supermarket, hingga plastik kemasan diapers or pembalut wanita, dll. Jika jumlah itu kita kalikan jumlah manusia yang juga menggunakan plastik dalam kesehariannya, maka dapat kita bayangkan berapa jumlah total konsumsi plastik kita. Walaupun saat ini juga telah dan sedang dikembangkan riset2 tentang bioplastik yaitu plastik yang diproduksi dari bahan2 terbarukan seperti kelompok pati2an, namun produk ini masih sangat terbatas karena biaya produksi yang masih sangat mahal.
So jangan komplain jika harga BBM semakin naik, karena stok minyak bumi pun semakin terbatas!
3. Pasca penggunaan. Menurut saya, plastik bekas yang akan kita buang itulah yang menyimpan masalah terbesar. N beberapa infonya sudah saya tulis di sini.

Usaha pencerdasan masyarakat adalah hal penting yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah dan kita semua dalam hal ini. Dan kayaknya kita (siapapun: guru, mahasiswa, dokter, ibu rumah tangga, karyawan dll) juga harus mulai mengikuti langkah2 yang telah dilakukan oleh beberapa kelompok yang memang perduli seperti Geng Anti Kresek di Yogyakarta, dan juga IDEP Foundation di Bali!

oh ya, posting ini terinspirasi artikel dari Kompas 11 Februari 2008 berikut ini:
Kampanyekan Bahaya Kantong Plastik sejak Dini

Bandung, Kompas - Kesadaran mengurangi penggunaan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari harus ditanamkan sejak dini karena kantong plastik tidak dapat terdegradasi di alam.

Hal ini diingatkan Asisten Deputi Urusan Pengendalian Pencemaran Limbah Domestik dan Skala Usaha Kecil Kementerian Negara Lingkungan Hidup Tribangun L Song di sela-sela Kampanye Antikantong Plastik di Kampus Institut Teknologi Bandung, Sabtu (9/2).

Kegiatan yang dimotori Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB ini diikuti ratusan pelajar, mahasiswa, artis, dan aktivis lingkungan hidup di Kota Bandung.

Di berbagai negara maju, kampanye antikantong plastik (white pollution) sudah menjadi hal lumrah. Pemerintah China dan Australia bahkan telah mengeluarkan kebijakan larangan bagi supermarket dan toko-toko membagi-bagikan plastik undegradable (tidak dapat terurai).

Muhammad Chairul, dosen Teknik Lingkungan ITB, mengatakan, sampah plastik rata-rat memiliki porsi sekitar 10 persen dari total volume sampah. Dari jumlah itu, sangat sedikit yang didaur ulang. Padahal, sampah plastik berbahan polimer sintetik tidak mudah diurai organisme dekomposer. Butuh 300-500 tahun agar bisa terdekomposisi atau terurai sempurna.

Membakar plastik pun bukan pilihan baik. ”Plastik yang tidak sempurna terbakar, di bawah 800 derajat Celsius, akan membentuk dioksin. Senyawa inilah yang berbahaya,” ujarnya.

GIE

by: Eross & Okta

Sampaikanlah pada ibuku
Aku pulang terlambat waktu
Ku akan menaklukkan malam
dengan jalan pikiranku

Sampaikanlah pada bapakku
Aku mencari jalan atas
Semua keresahan-keresahan ini
Kegelisahan manusia retaplah malam yg dingin

reff:
Tak pernah berhenti berjuang
Pecahkan teka-teki malam
Tak pernah berhenti berjuang
Pecahkan teka-teki keadilan
Berbagi waktu dengan alam
Kau akan tahu siapa dirimu
Yg sebenarnya hakikat manusia

Keadilan, keadilan
Akan aku telusuri jalan yg setapak ini semoga kutemukan jawaban
Jawaban, jawaban, jawaban, oh oh oh
..............


Tak pernah berhenti berjuang, pecahkan teka teki kehidupan. Semoga bisa kutemukan jawaban:)

Jumat, April 11, 2008

Cerita SUKRI....filosofi "hidup ibarat titip uang"

Namanya Sukri, umurnya 9 tahun. Ini kali kedua aku bertemu dengannya, pertemuan sekaligus perkenalan pertama terjadi pada Idul Fitri setahun lalu. Pertemuan hari ini terjadi karena ibunya meninggal tepat kemarin (14 Nopember 2007), dan dia datang ke Lampung bersama ayah dan jenazah ibunya untuk dikuburkan di tanah kelahiran ibunya. Aku melihatnya menangis saat itu sambil meratapi kepergian ibunya karena tidak ada yang akan memasakkan makanan untuk dia dan ayahnya lagi. Dan hari ini -selisih 1 hari ibunya meninggal-, dia sudah tidak menangis lagi. Ketika kutanya, dia menjawab bahwa hidup ini adalah titipan, kalau yang punya alias Yang Diatas sudah mengambil ya kita tidak boleh menyesalinya. Dan dia mengibaratkan jika dia menitip uang kepadaku, aku harus siap setiap saat dia akan mengambilnya kembali, dan jika aku menolak memberikannya kapanpun pada saat dia meminta maka aku salah. Aku hanya bengong mendengar penjelasan itu keluar dari bibir seorang anak berumur 9 tahun ini, dengan segala kepolosannya. Sementara aku masih kerap menangis ketika membayangkan harus kehilangan seseorang yang kusayangi bahkan bukan karena kematian. Penjelasannya adalah pelajaran pertama buatku darinya, hari ini.

Sebelumnya aku sudah mendengar 'keistimewaan' yang diberikan Tuhan kepada Sukri dari mbah putrinya yang juga baru dua hari ini menyadarinya. -Selama ini orang tua Sukri tinggal di pulau Jawa. Mbah putrinya adalah tetanggaku. Dan pertemuanku dengannya hanya terjadi jika orangtuanya sowan ke rumah mbah putrinya-.

Aku bertanya, apakah dia masih ingat padaku –kami hanya pernah bertemu sekali tahun lalu ketika dia ikut dengan ibunya bersilaturahmi dg keluargaku-, dia jawab ingat. Dia ingat dimana rumahku dan mampu menggambarkan arah-arah, tanda dan jarak kerumahku, dia meminjam buku-buku koleksiku pada saat itu. Daya ingatnya sangat hebat, jika kubandingkan dengan diriku yang sudah mulai pelupa mungkin karena memori yang sudah bosan kuperintah untuk mengingat banyak hal atau karena sudah mulai soak dan memerlukan suplemen ginko biloba. Dan seperti mampu membaca fikiranku yang penasaran, tiba-tiba dia menceritakan sambil sesekali memperagakan menit-menit terakhir kronologis meninggalnya sang ibu di depan matanya, yang diceritakannya ketika tanpa sengaja dia melihat sang ibu menarik nafas panjang mungkin sekitar 3 kali, dan selanjutnya dia memeriksa pergelangan tangan, memeriksa nafas di hidung, membuka paksa mata untuk beberapa saat, memeriksa perut dan menempelkan telinga di dada ibunya (semua tahap ini diperagakannya), namun dia tidak lagi melihat tanda kehidupan. Itu pukul 20.20 WIB. Dia menangis dan memanggil ayahnya. Ayahnya datang, memanggil dokter hingga meminjam mobil tetangga untuk membawa ibunya ke RS namun langsung kembali krumah lagi karena RS menyatakan ibunya sudah benar-benar meninggal, kemudian menerima kunjungan belasungkawa dari kerabat ayahnya dan teman-teman kerja, semua diceritakan berurutan dan cepat seakan cuma diceritakan dalam satu tarikan nafasnya. Caranya mengambil keputusan untuk memeriksa beberapa bagian tubuh ibunya apakah masih hidup atau tidak, buatku itu sangat hebat, mengingat sebelumnya sekitar 15 menit sebelumnya dia menggambarkan ibunya masih dalam keadaan baik, mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasa setelah pulang kerja pada sore hari, sempat mengingatkan ayahnya untuk memasukkan sepeda motor di luar, mengingatkannya untuk mematikan komputer karena takut komputer itu ‘njebluk’, dan menuju tempat tidur. Lalu bagaimana mungkin dia bisa berfikir ibunya meninggal?? Tapi itulah yang dilakukannya. Sekali lagi, umurnya baru 9 tahun. Dan ini pelajaran kedua buatku, darinya.

Selanjutnya, seperti mampu membaca fikiranku lagi yang masih penasaran dengan ‘keistimewaan’ apalagi yang Tuhan berikan padaya, dia berpesan padaku untuk mendengarkan ceritanya lebih lanjut karena masih banyak hal-hal ‘tidak biasa’ yang akan diceritakannya padaku, tapi menunggu setelah ayahnya selesai tahlilan (pengajian bersama keluarga dan tetangga, selama 7 malam berturut2) malam ini.

Selanjutnya, dia bercerita bahwa ketika ibunya akan meninggal, rumahnya didatangi 5 bayang-bayang putih berpakaian seperti muslim yang akan pergi berhaji ke Mekah, dan 10 bayang-bayang hitam. Yang putih masuk dengan mengucapkan salam, sementara yang hitam masuk seperti berlari tanpa mengucapkan apapun. Ketika kutanya bayang-bayang itu apa, dia jawab dengan mantap sambil menatap mataku, bahwa mereka adalah mahkluk halus. Aku kaget. Dia mengatakan itu dengan entengnya. Dia juga menceritakan tentang mahluk-mahluk lain yang telah menyertainya selama ini. Di sekolah, di rumah, di kuburan (rumahnya berada dekat dengan kuburan, dan ada jalan pintas yang kerap dilewati warga sekitar yang melewati kuburan tersebut). Dia bercerita cepat sekali, setiap ditanya dia langsung menjawab dengan kecepatan komputer pentium terbaru dan berbicara tanpa terpeleset, membuat yang mendengarkan harus menyimak dengan diam dan hati-hati agar tidak terlewat. Aku hanya menangkap kejujuran dan kepolosannya setiap dia berbicara. Tidak mungkin anak seumur dia mampu membuat kebohongan sedemikian detil . Aku bertanya, apakah dia tidak takut dengan mahkluk-mahkluk yang dia gambarkan tadi, dia jawab dengan mantap ‘tidak! Karena kita hanya boleh takut kepada orang tua dan Tuhan’. Oh my God. Pelajaran ketiga.

Aku tidak sanggup mendengar pelajaran-pelajaran berikutnya, karena pertama: saat itu sudah malam pukul 22.19 WIB. Dari rumah mbah putrinya kerumahku aku harus berjalan kaki melewati kebun kakao yang gelap tanpa penerangan. Alasan kedua: bahkan untuk pelajaran ketiga darinya, aku belum mampu untuk melaksanakannya. Yah, aku memang sangat penakut untuk sendiri dan berada pada gelap, sangat takut membayangkan (baru membayangkan saja aku sudah merasa takut) bertemu dengan sesama mahkluk Tuhan yang lazim disebut mahkluk halus itu.

-Lampung, 16 Nopember 07-

The Kite Runner by Khaled Hosseini


Benar bahwa...."Sesuatu yang terjadi dalam beberapa hari, kadang-kadang bahkan dalam sehari, bisa mengubah keseluruhan jalan hidup seseorang". Novel ini sangat menyentuh. Rasa bersalah yang telah dilakukan oleh Amir pada masa kecil karena telah menghianati Hassan, terus menghantuinya hingga bertahun-tahun kemudian. Hassan adalah anak pelayan, satu-satunya sahabat dan yang berpuluh tahun kemudian baru diketahui ternyata juga adalah saudaranya. Penghianatan itu dilakukan ketika Amir tidak melakukan sesuatu untuk membela Hassan ketika Hassan mengalami 'penghinaan, pemerkosaan harga diri' ketika membelanya. Rasa ini memaksanya mengenyahkan Hassan dari kehidupannya dengan cara yang sangat tidak baik.

Keputusan yang teramat sulit dan pahit bagi dirinya sendiri. Rasa bersalah yang selalu menjadi titik noda bagi dirinya sendiri sepanjang hidupnya hingga dia dewasa. Tanpa seorangpun tahu. Membuatnya tidak percaya diri karena pernah menghianati sahabat terbaik yang pernah dimilikinya. Dan luka itu semakin menganga ketika tahu bahwa ternyata sahabat itu adalah anak hasil penghianatan yang dilakukan ayahnya..................

Novel yang sangat natural, menggugah, humanis, pencarian akan eksistensi Tuhan, mengaduk-aduk emosi dan memaksaku untuk selalu melihat diri sendiri. Menampilkan Afghanistan yang sangat menyedihkan pada saat itu dengan sangat 'mempesona' sehingga tidak ingin melewatkan satu katapun dalam setiap lembarnya.....:)

Buat yg blm membaca, n pngen tahu satu sisi kehidupan lain di dunia ini, notabene agak keluar sedikit dari garis batas Indonesia, n pengen membangkitkan sisi2 'humanis' dalam diri, coba baca deh...bbrp teman yg kurekomendasikan utk membaca jg komentar novel ini sgt bagus, n membuat ingin menangis, paling tidak dada sesak..hkhkhk)

Laskar Pelangi


Tetralogi novel karya Andrea Hirata ini sangat menarik dan inspiratif. Aku membeli buku ini karena tertarik dengan komentar yg diberikan oleh Kak seto, Garin Nugroho dll, dan memutuskan membeli pada pertengahan th 2005, satu bulan setelah cetakan pertama.

True story dengan cerita yang sebenarnya cukup sederhana yang mungkin juga dialami oleh orang lain, namun mampu digambarkan dengan luar biasa oleh sang penulis. Buku ini membuatku tertawa sekaligus merinding ketika terbawa dalam haru biru perjalanan hidupnya. Cerita dimulai dari kehidupan sebagian besar masyarakat Belitong yang hidup dalam kemiskinan. Keterbatasan biaya dan segala fasilitas pendidikan bagi anak-anak, sehingga penulis dan teman-teman senasib terpaksa bersekolah di satu sekolah Muhammadiyah yang hampir gagal dibuka pada tahun dia mendaftar, dikarenakan jumlah minimal siswa yang mendaftar hanya 9, kurang dari 10, namun beruntung pada detik-detik terakhir ada satu siswa yang datang bersama ibunya memohon untuk dapat terdaftar karena sekolah dengan kebutuhan khusus (sekolah seharusnya untuk siswa ini) letaknya jauh di Bangka.

Buku pertama menggambarkan cerita tentang kebersamaan 10 siswa sekolah Muhammadiyah Belitong, semangat, kecerdasan, kesederhanaan, kemanusiaan, kenakalan, keyakinan akan mimpi, semua digambarkan penulis dengan lugas dan menarik. Cinta pertama yang absurdpun menjadi sesuatu yang sangat mengesankan walaupun tidak dibumbui dengan macam-macam hal yang berbau roman. Begitu juga buku kedua dengan judul 'Sang Pemimpi' dan buku ketiga 'Edensor', masing-masing tentang perjalanan hidup menggapai mimpi untuk mendapatkan pendidikan hingga ke Sorbonne Perancis, dan itu semua dapat tercapai pada akhirnya. Dan ajaibnya, mimpi ini dimiliki oleh kedua tokoh Ikal (sang penulis) dan Arai (sepupu Ikal) sejak kecil dan ternyata mereka bisa menggapai mimpi itu berdua. Mimpi untuk melihat dunia itu dijalani dengan menjadi backpacker, seniman dadakan hingga survivor, di negeri antah berantah. Satu kata2 dari Arai yang selalu aku ingat "Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu".

Bagi yang belum membaca, strongly recommended untuk membacanya dan mungkin juga akan melihat diri sendiri lewat buku-buku Andrea Hirata ini.

(Nopember 2007, menunggu buku ke 4 'Maryamah Karpov')

Bersyukur

"Dan milik-Nya apa yang di langit dan di bumi, dan kepada-Nyalah ibadah selama-lamanya. Maka mengapa kamu takutkan yang selain Allah?" -Q.S. 16 Surat An Nahl Ayat 52-

Aku adalah satu debu milik-Nya, kamu pun milik-Nya, which is kita semua akan kembali pulang nantinya, besok, lusa, minggu depan atau bertahun2 kedepan. Sehat atau sakit, menangis atau tertawa, fitrahku untuk tetap harus beribadah hanya kepada-Nya dalam setiap inchi jalanku. The road to Allah should be the only road in my life. No excuse.

Mengutip Cak Nur: "bekerja adalah tingkatan syukur yang tertinggi setelah mengucapkan alhamdulillah dan istighfar". Idem...buatku bersyukur adalah memberdayakan apa yang telah diberi-Nya yaitu tubuh dengan segala bagiannya dan alam dengan segala isinya, dengan sebaik2nya, dan bisa membawa kebaikan bagi sebanyak-banyaknya manusia (dengan syarat: tidak zalim kepada diri sendiri, orang lain dan alam). So, sudah seharusnya aku takut kalau aku termasuk manusia yang tidak bersyukur atas segala dari-Nya...dalam setiap detik hidupku:)

Tapi...realitanya sampai detik ini aku masih sangat 'blm bersyukur'...masih blm mengoptimalkan diri!! masih suka banyak menunda 'sesuatu yg mampu kukerjakan'. Astaghfirullah..:)

Jujur = Hukuman .... (Mendidik 1,3 Milyar Manusia)

Murid ketahuan melakukan kesalahan, dan telah mengakui dengan jujur tapi malah dihukum oleh gurunya, karakter apa yg akan terbentuk pada si murid? kesimpulan yg akan di dapat oleh si murid bisa jadi bukan 'kalau melakukan kesalahan akan mendapatkan hukuman', tapi 'kalau jujur maka akan mendapatkan hukuman/hal buruk'. Mgkn tepatnya harus ditanyakan kpd ahli pendidikan or psikolog anak, tp sangat possible bukan? dan mungkin hal ini jugalah terbawa pada si anak sampai tua, yg mmbuat bangsa kita terdiri dari org2 yang takut untuk jujur, karena 'jujur' berarti akan mendapat 'hukuman/hal buruk' (utk orang2 yang terpaksa melakukan korupsi atau kolusi, tidak bisa jujur karena tidak akan mendapatkan 'apa-apa' kalau tidak ikut arus!!)

Tulisan ibu Ratna di bawah ini yg saya dapatkan dr sebuah milis 2 tahun lalu, dan mungkin bisa dibuat merenung dan bercermin oleh kita semua (keluarga, sekolah dan negara) sbg pertimbangan membuat kurikulum pendidikan yang baru, minimal bagi anak-anak kita sndiri!


-----------------
Mendidik 1,3 Miliar Manusia
Ratna Megawangi

MINGGU lalu penulis sempat mengunjungi Lapangan Tiananmen di Beijing. Tempat tersebut memang amat terkenal, karena sempat menjadi perhatian di seluruh dunia ketika terjadi protes mahasiswa terbesar di Republik Rakyat Cina pada Juni 1989. Katanya tempat tersebut selalu ramai, bahkan kalau hari-hari libur sulit bagi kita untuk melihat lantainya karena begitu banyaknya manusia. Banyak sekali objek menarik yang dapat kita kunjungi di sana, misalnya Mausoleum Mao Tse Tung yang jasadnya masih terlihat segar terbujur, monumen bersejarah, People's House, museum, dan Forbidden City (istana yang dibangun lebih 500 tahun yang lalu).
Namun, ada satu hal yang membuat penulis kagum, yaitu dengan puluhan ribu orang yang berlalu-lalang di tempat yang begitu luas, tidak ada satu pun sampah yang bergeletak di sana. Di seluruh tempat keramaian yang penulis kunjungi di Beijing, tidak sekali pun dapat menemukan sampah tergeletak di jalan. Padahal, manusianya begitu banyak, dan masih banyak penduduk yang miskin.
Di Indonesia, di tempat-tempat keramaian pasti identik dengan sampah berserakan. Penulis pernah saksikan di sebuah ruangan seminar di Jakarta yang dihadiri para guru yang jumlahnya tidak sampai 100 orang. Setelah seminar berakhir, lantai ruangan penuh berserakan kotak-kotak snack, gelas air minum kemasan, dan plastik. Bayangkan, di sebuah ruang kecil yang dihadiri para guru yang kerjanya mendidik manusia,tetapi sudah bisa mengotori sebuah ruangan! Penulis jadi tertarik untuk mengetahui, mengapa negara Cina yang relatif baru bangkit dari keterpurukan ekonomi, sosial, dan budaya akibat Revolusi Kebudayaan yang dijalankan oleh Mao, bisa begitu cepat mengejar ketertinggalannya? Padahal, pada akhir 1970-an, kita masih melihat bagaimana miskinnya rakyat Cina yang masih memakai baju hitam atau abu-abu. Terus terang, tidak terasakan adanya perbedaan yang menyolok antara ketika penulis sedang di Beijing, dan di Tokyo, Seoul, Hong Kong, ataupun Singapura. Kebetulan, ketika sedang transit di Bandara Changi singapura dalam perjalanan ke Beijing, penulis sempat mencari buku tentang sejarah Cina, dan menemukan sebuah buku yang ditulis oleh Li Lanqing (mantan Wakil PM Cina), berjudul Education for 1.3 Billion (Pearson Education and China: Foreign Language Teaching & Research Press, 2005). Setelah membaca buku tersebut, bisa dimengerti mengapa Cina bisa begitu cepat maju, karena reformasi pendidikan yang dijalankan di Cina tampaknya berhasil membentuk SDM yang memang cocok untuk iklim modern. Terus terang, cukup surprised membaca pemikiran Li Lanqing, seorang politikus dan birokrat, tetapi anehnya mempunyai pemahaman yang komprehensif dan mendalam tentang pendidikan. Semua kebijakan yang diambilnya dalam mereformasi pendidikan di Cina, diinspirasikan oleh berbagai buku yang dibacanya, misalnya, ia menguasai bagaimana perkembangan hasil riset otak dari sejak tahun 1950-an sampai tahun 1990-an, sehingga ia mengerti bahayanya sistem pendidikan yang terlalu menekankan hapalan, drilling, dan cara mengajar yang kaku, termasuk sistem pendidikan yang berorientasi hanya untuk lulus dalam ujian. Ia juga terinspirasi pemikiran Howard Gardner tentang multiple intelligences, yang ia baca buku-bukunya sejak Frames of Minds (1983).Li Lanqing begitu antusias untuk menerapkan berbagai teori mutakhir ke dalam sistem pendidikan di Cina, dan menurutnya: "I am interested in it because I want to call the attention of our educators and scientists....so that education in this nation can be made to enhance people's all-round development and tap the potential of human resources to the fullest measure" (hal 316-317). Namun, Li Lanqing juga masih membawa nilai-nilai luhur Cina ke dalam reformasi pendidikannya. Pendidikan Karakter Dalam program reformasi pendidikan yang diinginkan oleh Deng Xiaoping pada tahun 1985, secara eksplisit diungkapkan tentang pentingnya pendidikan karakter: Throughout the reform of the education system, it is imperative to bear in mind that reform is for the fundamental purpose of turning every citizen into a man or woman of character and cultivating more constructive members of society (Decisions of Reform of the Education System, 1985). Karena itu program pendidikan karakter telah menjadi kegiatan yang menonjol di Cina yang dijalankan sejak jenjang pra-sekolah sampai universitas. Tentunya, pendidikan karakter adalah berbeda secara konsep dan metodologi dengan pendidikan moral, seperti PPKN, budi pekerti, atau bahkan pendidikan agama di Indonesia. Pendidikan karakter adalah untuk mengukir akhlak melalui proses knowing the good, loving the good, and acting the good, yaitu proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, emosi, dan fisik, sehingga akhlak mulia bisa terukir menjadi habit of the mind, heart, and hands. Sedangkan pendidikan moral, misalnya PPKN dan pelajaran agama, adalah hanya melibatkan aspek kognitif (hapalan), tanpa ada apresiasi (emosi), dan praktik. Sehingga jangan heran kalau banyak manusia Indonesia yang hapal isi Pancasila atau ayat-ayat kitab suci, tetapi tidak tahu bagaimana membuang sampah yang benar, berlaku jujur, beretos kerja tinggi, dan menjalin hubungan harmonis dengan sesama.
Kebijakan reformasi pendidikan ke arah pembentukan karakter memang terus mendapat dukungan secara eksplisit oleh Presiden Jiang Zemin, yaitu melalui pidato-pidatonya. Sehingga, seperti yang diungkapkan oleh Li Lanqing: "After many years of practice, character education has become the consensus of educators and people from all walks of life across this nation. It is being advanced in a comprehensive way". Pendidikan karakter memerlukan keterlibatan semua aspek dimensi manusia, sehingga tidak cocok dengan sistem pendidikan yang terlalu menekankan hapalan dan orientasi untuk lulus ujian (kognitif). Hampir semua pemimpin di Cina, dari Jiang Zemin, Li Peng, Zhu Rongji sampai Hu Jianto dan lainnya, sangat prihatin dengan sistem pendidikan yang terlalu menekankan aspek kognitif saja, yang dianggap dapat "membunuh" karakter anak, misalnya PR yang terlalu banyak, pelajaran yang terlalu berat, orientasi hapalan dan drilling, yang semuanya dapat membebani siswa secara fisik, mental, dan jiwa (hal 336).
Bahkan pada tanggal 1 Februari, 2000, Presiden Jiang Zemin mengumpulkan semua anggota Politburo khusus untuk membahas bagaimana mengurangi beban pelajaran siswa melalui adopsi sistem pendidikan yang patut secara umur dan menyenangkan, dan pengembangan seluruh aspek dimensi manusia; aspek kognitif (intelektual), karakter, aestetika,dan fisik (atletik).
Walaupun masih belum sempurna, dengan ideologi komunisnya, tampaknya Cina ingin menunjukkan "wajah" yang berbeda dari negara komunis lainnya. Mungkin Cina bisa mewujudkan impian para pemikir sosialis yang berseberangan dengan pemikiran Karl Marx, seperti Proudhon dan Robert Owen, bahwa kesadaran moral sosialis sejati harus menjadi alat untuk mencapai tujuan akhir ideologi sosialisme, dan praksisnya adalah bagaimana menyiapkan manusia untuk mempunyai karakter seorang sosialis sejati (persaudaraan antarmanusia; saling peduli, dan berkeadilan). Karl Marx justru tidak setuju dengan pemikiran itu, karena kesadaran moral sosialis baginya adalah hanya tujuan akhir, dan praksisnya adalah perubahan struktur masyarakat yang tidak ada kaya-miskin,dengan pemaksaan atau kediktatoran (bertentangan dengan moral sosialis sejati)--- the end justifies the means.


Kekuatan Dahsyat
Apabila Cina bisa berhasil mendidik 1,3 miliar manusianya menjadi manusia yang berkarakter (rajin, jujur, peduli, dan sebagainya), maka jumlah penduduk sebesar itu akan menjadi kekuatan yang amat dahsyat bagi kemajuan Cina. Inilah yang membuat para pakar Amerika Serikat deg-degan, seperti kata Bill Bonner yang mengkhawatirkan kondisi AS di masa depan: "Bisa dbayangkan dalam waktu 20 atau 30 tahun ke depan,mungkin akan banyak orang Amerika yang mencari pekerjaan sebagai baby sitter di Cina."
Nah, apabila Cina bisa melakukan pendidikan karakter untuk 1,3 miliar manusianya, Indonesia tentunya bisa melakukannya. Namun, gaung pendidikan karakter belum banyak terdengar dari para pemimpin kita. Tentunya, sebagai warga negara yang bertanggung jawab, kita semua bisa melakukannya di lingkngan terkecil kita; keluarga dan sekolah.

--------------

Aku Lebih Baik Dari Dia

Oleh : KH. Jalaluddin Rakhmat

Suatu hari, Allah SWT berfirman kepada Nabi Musa as, "Hai Musa, bila nanti kau akan bertemu dengan-Ku lagi, bawalah seseorang yang menurutmu kamu lebih baik daripada dia." Nabi Musa as lalu pergi ke mana-mana; ke jalanan, pasar, dan tempat-tempat ibadat. Ia selalu menemukan dalam diri setiap orang itu suatu kelebihan dari dirinya. Mungkin dalam beberapa hal yang lain, orang itu lebih jelek dari Nabi Musa, tetapi Nabi Musa selalu menemukan ada hal pada diri orang itu yang lebih baik dari dirinya. Nabi Musa tidak mendapatkan seorang pun yang terhadapnya Nabi Musa dapat berkata, "Aku lebih baik dari dia."

Karena gagal menemukan orang itu, Nabi Musa masuk ke tengah-tengah binatang. Dalam diri binatang pun ternyata selalu ada hal-hal yang lebih baik daripada Nabi Musa. Seperti kita ketahui, burung Merak, misalnya, bulunya jauh lebih bagus dari bulu manusia. Sampai akhirnya Nabi Musa melewati seekor anjing kudisan. Nabi Musa berpikir, "Mungkin sebaiknya aku pergi membawa dia." Ia pun lalu mengikat leher anjing itu dengan tali. Namun ketika sampai ke suatu tempat, Nabi Musa melepaskan anjing itu.

Ketika Nabi Musa datang untuk bermunajat lagi di hadapan Allah SWT, Tuhan bertanya, "Ya Musa, mana orang yang Aku perintahkan kepadamu untuk kaubawa?" Nabi Musa menjawab, "Tuhanku, aku tidak menemukan seseorang pun yang aku lebih baik darinya." Tuhan lalu berfirman, "Demi keagungan-Ku dan kebesaran-Ku, sekiranya kamu datang kepadaku dengan membawa seseorang yang kamu pikir kamu lebih baik darinya, Aku akan hapuskan namamu dari daftar kenabian."

Kata ana khairun minhu atau "Aku lebih baik dari dia" pertama kali diucapkan oleh Iblis untuk menunjukkan ketakaburannya. Tuhan menyuruhnya untuk sujud kepada Adam as tapi Iblis tidak mau. Ia beralasan, "Aku lebih baik dari dia. Kau ciptakan aku dari api dan Kau ciptakan dia dari tanah." Takabur yang dilakukan oleh Iblis pertama kali itu adalah takabur karena nasab, takabur karena keturunan.

Menurut Al-Ghazali, di antara beberapa faktor yang menyebabkan orang menjadi takabur dan berfikir, "Aku lebih baik dari dia," adalah nasab. Iblis adalah tokoh takabur karena nasab yang paling awal. Kebanggaan atau kesombongan karena nasab ini pernah menjadi satu sistem dalam masyarakat feodal. Feodalisme adalah sistem kemasyarakatan yang membagi masyarakat berdasarkan keturunannya. Sebagian masyarakat disebut berdarah biru dan sebagian lagi berdarah merah.

Ada sebuah buku yang dengan secara terperinci mengkritik sebagian sayyid atau keturunan Rasulullah saw yang merasa bahwa mereka lebih utama dari orang yang bukan sayyid. Sebagian sayyid itu berpendapat bahwa jika ada orang bukan sayyid yang beramal saleh sebanyak-banyaknya, derajatnya akan tetap lebih rendah dari seorang sayyid yang beramal maksiat. Menurut penulis buku tersebut, seorang sayyid yang berpendapat seperti itu pastilah seorang sayyid yang ahmaq atau tolol. Dalam salah satu buku itu, ia memberikan contoh sayyid yang berpikiran seperti itu sebagai orang yang takabur karena nasabnya. Ternyata, penulis buku itu pun adalah seorang sayyid. Namanya Al-Sayyid Abdul Husain Asghai.#

Penulis itu mengingatkan saya kepada Imam Ali Zainal Abidin as. Ia pernah menangis terisak-isak di hadapan Baitullah. Thawus Al-Yamani mendekatinya dan bertanya, "Wahai Imam, mengapa engkau harus beribadat seperti ini? Bukankah kakekmu Rasulullah saw dan ibumu Fathimah as?" Lalu Imam dengan marah menjawab, "Jangan sebut-sebut di hadapanku ibuku dan kakekku, karena Allah SWT akan memberikan surga kepada siapa saja yang taat kepada-Nya, walaupun ia adalah seorang budak dari Afrika. Dan Allah akan memasukkan ke neraka siapa saja yang maksiat kepada-Nya walaupun ia adalah seorang sayyid dari bangsa Quraisy."

Berbangga sebagai keturunan Rasulullah saw saja adalah suatu perbuatan takabur, apalagi berbangga sebagai keturunan bukan Rasulullah saw. Orang yang berbangga karena keturunannya yang bukan Rasulullah saw adalah seperti orang miskin yang takabur. Hal itu bukan berarti orang kaya boleh takabur. Orang kaya yang takabur pun akan dimasukkan ke neraka.

Kehormatan dalam Islam tidak ditegakkan berdasarkan nasab. Tuhan berfirman, "Innâ akramakum ‘indallâhi atqâkum. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling takwa." (QS. Al-Hujrat 13 ) Pernah pada suatu hari, seseorang datang kepada Rasulullah saw dengan membanggakan nasabnya. Di kalangan masyarakat Arab waktu itu, kebanggaan suatu nasab didasarkan pada jumlah jasa yang dilakukan nasab itu. Karena itu, mereka sering menyebut-nyebut jasa orang tua mereka. Orang itu memperkenalkan dirinya dengan menyebut silsilah orang tuanya sampai keturunan kesembilan. Rasulullah saw hanya menjawab pendek, "Wa anta ‘âsyiruhum fin nâr. Dan engkau, keturunan yang kesepuluh, di neraka." Ia masuk neraka karena ketakaburannya.

Ketika berhadapan dengan orang yang takabur karena nasabnya, yang membanggakan kehebatan orang tuanya, Sayidina Ali berkata, "Ucapan kamu benar. Tapi alangkah jeleknya yang dilahirkan oleh orang tuamu."

Al-Ghazali membagi takabur kepada dua bagian. Pertama, takabur dalam urusan agama dan kedua, takabur dalam urusan dunia. Takabur dalam urusan agama dibagi lagi menjadi dua; takabur karena ilmu dan takabur karena amal. Menurut Al-Ghazali, yang banyak takabur karena ilmu adalah para ilmuwan, filusuf, dan ulama. Apa tanda-tanda orang yang takabur karena ilmunya? Ia tidak mau mendengarkan nasihat dari orang yang lebih bodoh darinya. Ia merasa dirinya paling pintar dan tidak memerlukan bantuan orang lain.

Daniel Goleman, dalam bukunya Emotional Intelligence, menceritakan kisah dua orang yang lulus bersamaan dari perguruan tinggi. Satu orang di antaranya luar biasa pintar dan lulus dengan nilai tertinggi sementara seorang yang lain lulus dengan nilai pas-pasan. Dua tahun kemudian, diselidiki nasib kedua orang itu. Orang yang pintar itu ternyata menganggur sementara orang yang tidak pintar telah menjadi manajer di sebuah perusahaan. Selidik punya selidik, ternyata orang pintar itu tidak tahan bekerja di satu tempat, karena dia tidak bisa bekerja sama dengan orang lain. Ia merasa dirinya pintar sehingga tidak memerlukan bantuan orang lain.

Takabur yang kedua di dalam urusan agama adalah takabur karena amal. Jika seseorang banyak beramal, ia bisa menjadi sombong. Dalam sebuah hadis diriwayatkan seseorang yang datang ke majelis Nabi. Orang itu dipuji para sahabat karena kebagusan ibadatnya. Tapi Nabi mengatakan, "Aku melihat bekas tamparan setan di wajahnya." Nabi kemudian menyuruh sahabat membunuh orang itu. Orang itu merasa amal dirinya paling baik di antara orang lain. Di waktu lain, Rasulullah saw bersabda, "Jika ada seseorang yang berkata, ‘Manusia ini semuanya sudah rusak,’(dan ia merasa bahwa hanya dirinya yang tidak rusak) maka ketahuilah bahwa sesungguhnya dia yang paling rusak."

Ada orang yang merasa amalnya sudah bagus sehingga dia merendahkan orang lain. Ada juga orang yang merasa dirinya amat saleh dan segera menganggap rendah orang lain yang tidak salat berjemaah di masjid seperti dirinya. Ia pun mengecam orang lain yang salatnya dijamak. Orang-orang seperti itu termasuk orang yang takabur karena amalnya.

Sayidina Ali mengajarkan kepada para pengikutnya, "Kalau kamu berjumpa dengan orang yang lebih muda, berpikirlah dalam hatimu: Pasti dosanya lebih sedikit dari dosaku. Kalau kamu berjumpa dengan orang yang lebih tua, berpikirlah dalam hatimu: Pasti amalnya lebih banyak dari amalku." Setiap orang pasti ada kelebihannya. Kita juga punya kelebihan, tetapi hal itu tidak menyebabkan kita menjadi lebih mulia daripada orang lain. Begitu kita merasa diri kita lebih mulia dari orang lain dan ingin diperlakukan sebagai orang mulia secara diskriminatif, kita sudah jatuh kepada takabur. Takaburnya bisa karena ilmu atau karena amal.

Takabur bagian kedua menurut Al-Ghazali adalah takabur dalam urusan dunia. Takabur dalam urusan dunia disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, karena nasab, seperti telah dijelaskan di atas. Kedua, karena harta kekayaan. Ketiga, karena kekuasaan. Keempat, karena kecantikan. Kelima, karena banyaknya anak buah dan pengikut. Penyakit yang terakhir ini biasanya diderita oleh para ulama.

Rasulullah saw bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat takabur walaupun hanya sebesar biji sawi." Kita dapat mengukur hati kita, apakah terdapat sebutir takabur atau tidak, dengan menjawab beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu sebagai berikut: Ketika Anda masuk ke dalam sebuah majelis dan melihat kawan Anda yang setara dengan Anda duduk di tempat yang lebih mulia, sementara Anda duduk di tempat yang lebih rendah, apakah ada perasaan berat dalam diri Anda? Ketika Anda akan memilih menantu dan memperhatikan keturunan calon menantu itu, lalu ternyata keturunannya tidak sebanding dengan Anda, apakah Anda merasa berat menerimanya? Apakah Anda merasa berat menerima nasihat dari orang yang lebih rendah daripada Anda? Apakah Anda merasa berat untuk memakai pakaian yang jelek ketika menghadiri pengajian? Jika Anda menjawab "ya" untuk salah satu dari pertanyaan di atas, ketahuilah, Anda sudah jatuh ke dalam takabur.

Saya akhiri tulisan ini dengan sebuah hadis. Rasulullah saw bersabda, "Pastilah orang yang takabur itu punya cacat dalam dirinya yang ia sembunyikan." Hadis itu saya kira sangat modern. Menurut Psikologi mutakhir, orang-orang yang arogan atau sombong di dunia ini sebetulnya adalah orang yang menderita cacat tertentu yang tidak kita ketahui dan mereka berusaha menutupinya.

Kita dapat mengobati perasaan takabur dengan istighfar dan bersikap tawadhu. Tidak ada obat bagi takabur selain bersikap rendah hati. Rasulullah saw bersabda, "Jika kamu temukan di antara umatku orang yang bersikap tawadhu, maka hendaklah kamu bersikap lebih tawadhu lagi kepada mereka. Dan apabila kamu temukan di antara umatku orang yang bersikap takabur, maka hendaklah kamu bersikap lebih takabur lagi kepada mereka."

Membaca artikel ini pertama kali di salah satu bukunya yg berjudul THE ROAD TO ALLAH, dan ini copy paste dari blog tetangga karena aku mendapat banyak hal untuk introspeksi diri. Aku yang bukan siapa2 namun masih sering melirik kanan kiri. Aku yang masih belum mampu menjaga & mengontrol hati sepenuhnya. Yang pasti aku belajar to keep on fighting this arrogancy in every second in my life, berat, tapi harus bisa...InsyaAllah:)

Gerimis


by: KLA Project

Musim penghujan hadir tanpa pesan
Bawa kenangan lama t\’lah menghilang
Saat yang indah dikau di pelukan
Setiap nafasmu adalah milikku

Surya terpancar dari wajah kita
Bagai menghalau mendung hitam tiba

Sekejap badai datang
Mengoyak kedamaian
Segala musnah
Lalu gerimis langit pun menangis

Kekasih, andai saja kau mengerti
Harusnya kita mampu lewati itu semua
Dan bukan menyerah untuk berpisah …

Sekejap badai datang
Mengoyak kedamaian
Segala musnah
Lalu gerimis langit pun menangis

Kekasih, andai saja kau mengerti
Harusnya kita mampu lewati itu semua
Kekasih, andai saja kau sadari
Semua hanya satu ujian ’tuk cinta kita
Dan bukan alasan untuk berpisah …


Sore ini gerimis, n entah kenapa denger lagu ini kok jadi 'berasa' hkhkhk...

Kamis, April 10, 2008

Kelengkeng Dalam Mimpi

“Barangsiapa di antara orang Islam yang menanam tanaman maka hasil tanamannya yang dimakan akan menjadi sedekahnya, dan hasil tanaman yang dicuri akan menjadi sedekah. Dan barangsiapa yang merusak tanamannya, maka akan menjadi sedekahnya sampai hari Kiamat.” (HR. Muslim)

Minggu lalu akhirnya jadi juga aku mendapatkan bibit unggul kelengkeng dengan jenis PINGPONG dan DIAMOND RIVER di daerah agrowisata Pekalongan Lampung Tengah, dan bibit buah belimbing DEWI or BANGKOK di pameran Flora 2008. Sebenarnya masih ada penyesalan knp baru membeli sekarang, dan berikut ini storynya.

Beberapa tahun lalu aku dateng di hari terakhir pameran pembangunan prop Lampung. Dan aku langsung kepincut dengan bibit unggul kelengkeng jenis SUGIRI, yang saat itu cuma tersisa 2 harga @60ribu. Menurut yang jual, kalau ingin yang lebih bagus beli langsung di tempat pembibitannya az karena yg ada pada saat itu udah sisa pilihan, walaupun masih tetap bagus. So, dg rencana ‘aku akan membeli ke tempat pembibitan secepatnya’ aku memutuskan gak jadi beli pada saat itu. Namun setelah kebali ke rutinitas kuliah lagi di Surabaya, aku jadi lupa dengan rencana mencari bibit ke tempat pembibitan yang notabene ada di daerah Lampung Tengah, karena waktu libur ke Lampung terbatas.

Tapi aku tetap belum bisa lupa dg keinginan itu. Sumpah aku menyesal bgt, coba kalau waktu itu aku putuskan untuk membelinya, mungkin sekarang aku udah punya pohon kelengkeng yang berbuah he2…

Ada lagi penyesalan waktu mendapat bibit belimbing bangkok di pameran Trubus sekitar 2 tahun lalu di lapangan Banteng. Dan karena sesuatu hal aku gak jadi membawanya ke Lampung tapi ditanam di tj Priuk, dan ternyata sekarang pohonnya udah berbuah beberapa kali, padahal cuma di tanem di pot, hiks…dan gak mungkin di bawa skrg karena udah besar. Btw aku pengen bgt punya pohon ini karena kepincut dg satu petani belimbing BANGKOK di Depok, dimana setiap melewati rumahnya yang dikelilingi puluhan pohon belimbing yang menggiurkan karena warna dan besarnya itu, aku selalu berkata dalam hati “aku harus bisa dapet bibit pohon dari yg punya”, tapi gak pernah kesampaian:-/

Tapi minggu lalu alhamdulillah, aku udah dapet bibit kedua pohon buah itu.
Kelengkeng yg jenis PINGPONG dengan harga bibit @100ribu, spesifikasinya sudah dapat berbuah setelah umur 1 tahun dan tidak musiman, so akan berbuah terus menerus sepanjang tahun dengan ukuran buah besar2 mendekati bola pingpong, itu sebabnya diberi nama PINGPONG.
Yang jenis DIAMOND RIVER dengan harga bibit @50ribu, spesifikasinya dapat berbuah maksimal setelah umur 2 tahun tapi musiman, dan buahnya tidak sebesar yang jenis PINGPONG.
Oh ya, bibit ini ada sertifikatnya loh, so bergaransi kalau tidak berbuah setelah jangka waktunya maka uang akan dikembalikan or ganti bibit. Kalopun gk berbuah kayaknya gk mungkin deh ya aku mo capek2 kesana lagi setelah waktu 1 tahun…he2. Aku sih nanem dengan bismillah az, semoga bisa hidup dan berbuah.

Dan sekarang aku sudah punya masing2 3 pohon kelengkeng PINGPONG & DIAMOND RIVER, 1 pohon belimbing BANGKOK dan 1 pohon jambu air JAMAICA. Semoga bisa tumbuh dengan baik seterusnya. Kalo rambutan dan mangga masing2 sudah ada 4 pohon di sekeliling rumah dan sudah berbuah, karena yang rambutan bahkan ada yg umurnya lbh tua dari aku. Kenapa aku lbh suka nanem pohon buah, karena seru az n bisa dimakan he2. N pengen bgt bisa punya kebun buah gitu di sekeliling rumah. Nanem bunga sih seneng juga, punya beberapa koleksi tp cuma utk menghijaukan rumah az.

On Text..

”Setiap jengkal tanah yang terhampar di bumi, setiap tetes hujan yang tercurah dari langit, setiap nikmat yang dianugrahkan Allah akan diminta untuk dipertanggungjawabkan”. Kalimat Ini adalah penjelasan Nabi tentang ayat kedelapan surah Al Takatsur yang berbunyi: ”Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)”

Penjelasan ini baru 'aku tangkap dg kesadaran penuh', ketika sedang mencari2 literatur dari AlQuran yang memberi tuntunan ttg Lingkungan Hidup yang memang tidak banyak yang menjelaskan secara lugas, namun pastinya itulah 'tugas kita' utk lebih 'membaca' lagi.

Dan sebelum ini, ketika membaca kalimat Allah dalam Alquran surah itu dan ayat itu, aku mengartikan hanya yang tertangkap sakelijk pada teksnya. Aku hanya menangkap bahwa kita tidak diperbolehkan bermegah2an, berlebih2an dalam membelanjakan atau menggunakan apa yang kita miliki, dan lebih kepada bagaimana menggunakan rezeki yang kita peroleh, harus dipergunakan sebaik2nya di jalan yang Allah bolehkan, tidak dihambur2kan, dan harus mengingat untuk berbagi dengan orang lain.

Ternyata, ada penjelasan yang jauh lebih luas dan lebih dalam dari sekedar ’teks’ yang ditangkap.

Karena ternyata dari satu ayat itu saja, sudah dapat menunjukkan bahwa kita tidak saja dituntut agar tidak alpa atau angkuh terhadap ciptaan-Nya, tetapi juga dituntut untuk memperhatikan apa sebenarnya yang dikehendaki oleh Pemilik (Allah) menyangkut ciptaan itu. Manusia muslim dituntut membagi-bagikan rahmat kepada seluruh alam -alam adalah segala sesuatu selain Tuhan-. Dan ini berarti kita harus dapat bersahabat dengan alam dan harus memberi kesempatan untuk mencapai tujuan penciptaannya. Kita juga harus menghormati proses2 yang tumbuh dan dituntut untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri, kelompok atau bahkan jenisnya, tetapi segala sesuatu yang berada di alam raya ini. (Quraish Shihab, ”Kalimat Syahadat dan Lingkungan Hidup”)

So, aku harus mempertanggungjawabkan ketika aku masih boros dengan listrik (walaupun aku sudah menjalankan kewajiban membayar), ketika aku boros menggunakan air, ketika aku membuang ’satu bungkus permen’ (pdh aku sudah membuang sekian banyak sampah2 yang lain sehingga mengotori/mencemari bumi seumur hidupku), ketika aku boros menggunakan kertas, ketika aku memetik bunga atau menebang tanaman (karena ternyata juga ada aturan untuk melakukan hal ini), dan bahkan ketika aku boros dalam berwudhu (karena ternyata Nabi berpesan ’paling banyak membasuh anggota wudhu masing2 adalah sebanyak tiga kali, meskipun Anda berwudhu di sungai yang mengalir’). Dan ini bukan hanya tanggung jawab kita terhadap PLN, PDAM, pemerintah ataupun pihak manapun, melainkan adalah tanggung jawab kepada Tuhan sang Maha Pemilik, karena apa yang ada pada kita hanyalah amanah. Keluarga, teman, sahabat, tetangga, tanah, air, udara, tanaman, hewan dan segala sesuatu yang ada adalah apa yang harus kita jaga, kita ambil manfaat dan hikmah sebaik2nya, searif2nya, menurut ukuranNya.

Whuuaaaa....ternyata banyak sekali hal yang sudah harus kupertanggungjawabkan dalam hidupku yang sudah lewat. Dan ini baru yang dapat ditangkap dari satu ayat saja!!

Tengadah Ke Bintang-Bintang

Berilah hamba kearifan
oh, Tuhan….
Seperti sebuah teropong bintang

Tinggi mengatas galaksi
Rendah hati di atas bumi

Bukankah manfaat pengetahuan
Penggali hakikat kehidupan?

Lewat mikroskop
atau Teleskop

Bimbinglah si bodoh dalam menemukan;
Sebuah wujud maknawi
Dalam kenisbian sekarang…


-Jujun S. Suriasumantri, dalam ESQ-

Sungai Kita..








”Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya…....…”Q.S. AlBaqarah: 25.


Sudah lama bertanya2 mengapa ya di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam tapi bangsanya tidak bersih dan arif terhadap lingkungan? Mulai dari sungai2 yang kotor, masalah sampah kota yang berulang kali bermasalah seperti di Jkt, Surabaya dan terakhir di Bandung dan juga masalah2 gunung yang gundul, banjir dimana2, pembalakan hutan secara liar sehingga menimbulkan implikasi yang sangat membuat miris membayangkan bagaimana kehidupan generasi berikutnya. Minyak bumi yang semakin menipis, ozon yang semakin tipis, laut yang semakin tidak bersahabat, bumi yang juga semakin sering bergolak, udara yang tercemari adalah beberapa hal yang sangat patut dipertimbangkan saat ini.

Menurut guru ngajiku waktu kecil, salah satu esensi sholat yang terkait dengan hal ini adalah mendisiplinkan kita di dalam kebersihan. So seharusnya Islam identik dengan bersih. Tetapi menilik kondisi sungai2 kita, sebaiknya kita bertanya lagi, apakah benar kita sudah ’bersih (=menjalankan ajaran Islam dengan benar)’??

Ketika bicara ’lingkungan kotor’, umumnya kita akan langsung berfikir kepada masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai ataupun masyarakat di pasar. Gak jarang kita lupa untuk melihat ke diri sendiri.
”Aku sudah membuang sampah pada tempatnya” atau ”Aku tidak membuang sampah di sungai”, itu adalah jawaban atau pernyataan umum yang sering kita ungkapkan ketika membahas ttg kebersihan sungai.

Tapi pernah tidak kita berfikir bahwa ketika kita membuang sampah ’pada tempatnya’, belum tentu juga sampah itu tertangani dengan benar? Alias sampah2 kita hanya menumpuk di TPS or TPA? Alias masih tetap ada kemungkinan sampah kita tercecer ketika dalam perjalanan menuju TPS or TPA?

Itu bagi yang membuang sampah sudah ’pada tempatnya’, bayangkan jika sebagian besar kita masih juga membuang sampah tidak pada tempatnya. ”Yah, ini cuma bungkus permen, tidak akan ngaruh juga!”, dan besoknya ”Yah, ini Cuma satu gelas air mineral kemasan, sekali2 tidak apa2lah” dan besoknya lagi ”Gakpapa kita buang di sini, toh nanti akan ada petugas-yg sudah dibayar-yang akan membersihkannya” dan lagi dan lagi.....................Jangan heran jika hal ini bukan dilakukan oleh orang awam atau yang kurang pendidikan, tetapi banyak dilakukan oleh aparat pemerintah, polisi, guru, dosen, pegawai, mahasiswa dan sebagian besar masyarakat kita, dan dilakukan di keseharian kita dan juga dalam event2 seminar bahkan seminar pendidikan!
Jadi jangan salahkan juga jika sebagian saudara kita yang tinggal di pinggiran sungai mereka membuang mulai dari ’LIMBAH’ biologi hingga limbah rumah tangga. Mereka toh mungkin sudah tidak sempat untuk memikirkan tentang ’KEBUTUHAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN=SUNGAI’, karena untuk memikirkan ’KEBUTUHAN PAPAN SANDANG PANGAN’ saja sudah menguras banyak energi.

Belum lagi, limbah yang dihasilkan oleh industri baik kecil atau besar yang di buang langsung ke sungai, entah sudah melewati proses pengolahan dengan benar atau tidak. Entah mana yang paling besar berkontribusi terhadap kondisi ini, namun yang pasti kenyataan yang kita punya sekarang adalah banyak SUNGAI DENGAN WARNA KELAM, PENUH DENGAN SAMPAH, BAU, BERBUSA yang tentunya jauh sekali dari fungsinya sebagai salah satu penyedia air bersih bagi kita. Bahkan ada yang menyebut sungai ciliwung juga sbg WC terpanjang di dunia. Fungsi sungai sebagai sarana transportasi masih dapat kita jumpai, walo khusus utk di Jakarta ketika kita naik getek untuk menyeberang, sometimes kita perlu untuk menutup hidung karena bau, dan juga tidak ada keindahan sungai yang dapat dinikmati. So sangat tidak ’manusiawi’ kalau kita membandingkan dg sungai di kota2 besar lain seperti sungai Rhein atau Rideau di Ottawa.

Apakah ini profil bangsa yang selalu kita cita2kan? Yang terdiri dari umat beragama? Yang mengaku beriman? Yang selalu mengatakan ingin masuk surga-Nya ketika kita kembali pulang suatu saat nanti. Dan jikalau kita mau untuk bersama2 introspeksi diri ttg hal ini, dan ’berani’ untuk mengakui bahwa kita juga telah melakukan kesalahan dalam kelalaian & kebelummampuan menjaga sumber karunia Tuhan, mgkn ada hal2 yg bisa mulai kita lakukan dari sekarang dan tidak melemparkan tanggung jawab hanya kepada pemerintah atau orang lain. Yuukkss....!!!

-Sbg yg awam, merujuk ke ayat2 Al Quran surah Al Baqarah & Ali Imran yang menggambarkan sungai2 abadi bagi penghuni surga, aku jadi wonder, karena kalaupun aku bisa masuk surga maka jangan2 sungai2 itu pulalah yang akan aku temui nanti di surga-Nya karena aku juga punya kontribusi untuk itu:-/-

Menikah


Benarkah menikah didasari oleh kecocokan?
Kalau dua-duanya doyan musik, berarti ada gejala bisa langgeng..
Kalau sama-sama suka sop buntut berarti masa depan cerah...(is that simple?........)

Berbeda dengan sepasang sandal yang hanya punya aspek kiri dan kanan,menikah adalah persatuan dua manusia, pria dan wanita. Dari anatomi saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya.

Kecocokan, minat dan latar belakang keluarga bukan jaminan segalanya akan lancar.. Lalu apa?
MENIKAH adalah proses pendewasaan. Dan untuk memasukinya diperlukan pelaku yang kuat dan berani. Berani menghadapi masalah yang akan terjadi dan punya kekuatan untuk menemukan jalan keluarnya.

Kedengarannya sih indah, tapi kenyataannya?
Harus ada 'Komunikasi Dua Arah', 'Ada kerelaan mendengar kritik', 'Ada keikhlasan meminta maaf', 'Ada ketulusan melupakan kesalahan, dan keberanian untuk mengemukakan pendapat'.

Sekali lagi MENIKAH bukanlah upacara yang diramaikan gending cinta, bukan rancangan gaun pengantin ala cinderella, apalagi rangkaian mobil undangan yang memacetkan jalan.

MENIKAH adalah berani memutuskan untuk berlabuh, ketika ribuan kapal pesiar yang gemerlap memanggil-manggil

MENIKAH adalah proses penggabungan dua orang berkepala batu dalam satu ruangan dimana kemesraan, ciuman, dan pelukan yang berkepanjangan hanyalah bunga.

Masalahnya bukanlah menikah dengan anak siapa, yang hartanya berapa, bukanlah rangkaian bunga mawar yang jumlahnya ratusan, bukanlah perencanaan berbulan-bulan yang akhirnya membuat keluarga saling tersinggung, apalagi kegemaran minum kopi yang sama...

MENIKAH adalah proses pengenalan diri sendiri maupun pasangan anda. Tanpa mengenali diri sendiri, bagaimana anda bisa memahami orang lain...?? Tanpa bisa memperhatikan diri sendiri, bagaimana anda bisa memperhatikan pasangan hidup...??

MENIKAH sangat membutuhkan keberanian tingkat tinggi, toleransi sedalam samudra, serta jiwa besar untuk 'Menerima' dan 'Memaafkan'


Kado indah yang membuat sangat bahagia & semangat hidup, cieehhh...:-)
2 Feb 2005

Cinta..

"Apapun yang telah kita capai, penghargaan yang telah kita terima, harta yang kita miliki; tidak seindah mencintai - tidak mesti dicintai, melainkan mencintai saja-. Semakin kita mencintai lebih banyak manusia, lebih banyak manifestasi kehidupan yang kita cintai semakin kita kaya. Tidak ada yang lebih indah atau lebih suci daripada getaran cinta yang kita rasakan terhadap teman, anak, orangtua, pasangan. Tidak ada yang lebih indah daripada dapat mencintai, dimanapun dan kapanpun"

'Solidaritas Kebersamaan' Untuk Anak2 Indonesia

Di negara ini ada berbagai macam manusia: mereka yang hanya mampu mengumpat dan mengeluhkan berbagai masalah......atau mereka yang mengenakan gelang merah!

(sssttt...ini sih kata mas Yudhis dkk, dedengkotnya Yayasan Tunas Cendekia or Solidaritas Kebersamaan).
Yang pasti sih gak gitu juga (walaupun aku memilih untuk menggunakannya sejak beberapa tahun yang lalu, tapi bukan berarti karena aku tidak mau dibilang masuk ke golongan manusia pertama loh..he2), tapi maksudnya coba untuk semangat berusaha melakukan sesuatu (sekecil apapun) untuk dapat mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik. Nah, kebetulan teman2 yang mengenakan gelang merah ini sepakat memulainya dengan mengenakan gelang merah, sebagai tanda solidaritas, untuk menunjukkan kesatuan visi, khususnya bagi dunia pendidikan anak2 dari Sabang sampai Merauke di masa depan. Solidaritas bisa ditunjukkan dengan memakai gelang merah yang menunjukkan donasi -harga gelang 10 rb rupiah- yang dapat dilakukan kepada anak2 di seluruh Indonesia, melalui yayasan ini. Bentuk bantuannya pun sangat kreatif, tidak hanya memberikan buku2 pelajaran atau membangunkan sekolah atau memberikan komputer dll. Salah satu bantuan yang menurutku cukup bagus dan unik adalah mereka menyalurkan bantuan berupa sepeda kepada anak2 sekolah di Gunung Kidul DIY, untuk membantu mereka mencapai sekolah. Sepeda yang diperoleh juga tidak semua baru, namun banyak juga yang membantu memberikan sepeda2 bekasnya yang selama ini banyak nongkrong di gudang rumah.

So, kalau ada yang ingin tahu gelang apa sih yang dipakai oleh Dik Doank or Arie Dagink or yang lain, itu adalah gelang Solidaritas Kebersamaan. Bentuk kegiatan dan apa saja yang sudah dilakukan oleh teman2 di YTC ini dapat langsung dilihat di Yayasan Tunas Cendekia, n kalau tertarik lihat az di www.tunascendekia.org!

Sebuah Tanya

Akhirnya semua akan tiba pada pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui.
Apakah kau masih berbicara selembut dahulu
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku.

kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah Mandalawangi
kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin
Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika kudekap kau dekaplah lebih mesra,
lebih dekat...

apakah kau masih akan berkata
kudengar derap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta


Soe Hok Gie
Selasa, 1 April 1969

Rasa Hari Ini...(8 Maret 2008)

Pagi ini bangun dg perasaan galau yg gak karu karuan. Baca sms yg gak membuat better feeling pula. Tapi siang ini ada jadwal ‘meeting‘ dg petani & teman seperjuangan di kebun sorghum, so harus tetap semangat.
n ternyata Sang Maha tuh emang super duper kreatif banget utk membuat kita merasakan sesuatu yg bertolak belakang dalam waktu yg sangat singkat.

Mengutip apa yg dikatakan Rumi:
Hanya Dia yang berhak merusak, karena hanya Dia yang berkuasa memperbaiki.
Dialah yang mengetahui bagaimana cara mempersatukan, mengetahui bagaimana cara memecah belah.
Apapun yang Dia jual, Dia membeli barang yang lebih baik sebagai ganti.
Dia menghancurkan rumah, lalu dalam sekejap Dia menjadikannya lebih nyaman daripada sebelumnya
.


n sekaligus mengutip penjelasan tentang hal di atas: Kita tahu bahwa kita dibalikkan dari satu perasaan ke perasaan lain dan kita diajari melalui hal yang bertentangan dan berbeda. Kita terkadang perlu dikejutkan dari rasa puas diri dan kelalaian kita supaya mengetahui realitas cinta.

Btw, aku bukannya yang paham dg semua yg dikatakan oleh Rumi, cuma bagian ini az yg ‘agak pas’ n ’sepertinya bisa aku pahami’ (baru seperti coz aku jg gak tahu apakah penafsiranku bener).

anyway, kembali ke perasaanku hari ini……tiba2 jam 9.30 tadi ada satu petani jamur yg bbrp bulan terakhir aku ‘dampingi’ untuk mengajukan kredit ke bank memberi kabar baik kalau pengajuan yg selama ini dipending hampir 7 bulan oleh bank dg alasan yg gak jelas & sempat membuat patah semangat ternyata disetujui n InsyaAllah bisa cair hari senin depan. Surprised bgt. Alhamdulillah. Cuma bisa berharap, semoga kreditnya bisa berkah buat mereka n bisa membawa kebaikan utk lebih banyak orang:-)

Burger

Pernah satu saat ketika perasaanku sedang sangat tidak ‘enak’, sekitar jam stgh 8 mlm aku tidak sengaja membeli Mc.Donald burger karena tidak tahan dengan baunya dan membuat lidahku tiba2 menginginkannya. Aku membeli 2 beef burger favoritku dan kuputuskan membawa pulang. Di sepanjang jembatan penyeberangan, agak sepi, dan aku berpapasan dengan 2 anak jalanan di situ. Tiba2 aku berfikir ‘apakah mereka sudah pernah makan burger yang kubawa saat itu?’, tanpa berfikir panjang aku bertanya apakah mereka mau burger, dengan bingung mereka menjawab ‘mau kak’, dan aku lgsg menyerahkan kpd mereka.
Bbrp saat sblmnya aku sangat menginginkan burger itu, tapi saat itu aku cm berfikir kalau lidahku sudah ‘pernah’ tahu dan bahkan sudah hafal rasanya, namun belum tentu lidah mereka sehafal lidahku akan rasa burger itu.

Bukan ucapan ‘terima kasih’ yang membuatku kembali merasakan sesuatu yang ‘enak’ dalam hati, tapi melihat senyuman bahagia tulus yang samar2 dapat kulihat di malam itu. Hanya dengan ‘burger sekecil itu’ dan di atas jembatan itu:)

Be Green on ATM

Awalnya sempat bertanya2 kenapa setelah selesai transaksi di ATM sekarang ada opsi utk cetak receipt atau tidak, seingatku kalau dulu langsung az si ATM keluarin receipt transaksi. Ternyata mungkin nyambungnya ke usaha menekan si GLOBAL ‘WARNING’ WARMING.

N berikut info pentingnya:

Be Green on ATM? Kalau di beberapa ATM seperti BCA or BNI kan ada yang ambil duit gak pake receipt tuh…or be smart dong…transfer lewat internet banking atau mobile banking….coz ternyata 8 MILIAR kali transaksi di ATM yang mengeluarkan kertas receipt tiap tahun adalah salah satu sumber sampah terbesar di dunia. Kalau selama setahun orang transaksi gak pake kertas receipt, itu akan menghemat satu roll besar kertas yang bisa buat melingkari garis equator sampe 15 kali…gak nyangka yach??ckckck:-)

Kebenaran PLASTIK

Plastik, sesuatu yang amat sangat akrab dg kehidupan kita sehari2. Kalau pernah melewati TPS atau TPA, akan banyak sekali kita lihat sampah plastik menumpuk disana. Dan sometimes kita suka ’sok cuek’ dengan pura2 tidak menyadari dampak negatif yang ditimbulkan jika kita tidak arif dalam menggunakannya. Maksudnya kita tahu bahwa plastik berbahaya bagi lingkungan, tapi merasa tidak tahu harus gmn, karena memang kita sangat membutuhkannya. Seperti juga aku, aku merasa plastik tuh praktis bgt utk membungkus2 or membawa sesuatu. Dan sementara ini cm bisa berusaha minimizing pemakaian, n terus mengulang membaca ‘hal2 yang benar’ di bawah ini utk memotivasi diri he2..(pelajaran SD euy!)
1. Saat kita membuang plastik & apapun yang terbuat dari plastik (misalnya: tas plastik, permen atau bungkus camilan, styrofoam, bahan kemasan spon, dll) akan memerlukan waktu sekitar 200 sampai 400 tahun bagi plastik tersebut untuk terurai.(Coba bayangkan, jika kita membuang bungkus permen hari ini, dan jika nasib si bungkus permen tadi tidak tertangani dalam incenerator, maka itu baru akan hancur 200-400 thn lagi, dimana mungkin tulang2 kita juga sudah gak putih lagi warnanya di dalam tanah, wuiiii…).
2. Membakar plastik melepaskan sampah beracun berbahaya ke atmosfir dan kemudian ke udara yang kita hirup. Menghirup polusi ini dapat menimbulkan dampak negatif serius pada kesehatan kita, termasuk melemahkan sistem kekebalan tubuh dan kanker paru-paru.(Selama ini aku memilih untuk membakarnya, karena pilihan lainnya adalah dibuang ke alam, secara notabene aku masih tinggal di kampung dmana sampah tidak ada yg menangani sperti di kota. So aku n keluarga mengira inilah langkah terbaik dalam menangani sampah plastik. Tapi ternyata ini juga salah, padahal kami juga udah nyaranin ke tetangga2 utk melakukan hal yg sama coz banyak yang masih membuangnya di sungai, so mesti gimana dung??)
3. Jika kita membuang sampah organik yang masih terbungkus plastik atau dalam tas plastik, sampah tersebut tidak akan dapat terurai. Jadi kita harus pastikan mengeluarkan sampah organik kita keluar dari tempat plastiknya sebelum membuangnya.(Kalo yang ini sih amat sangat mudah kita lakukan, setuju kan??)

Dan aku juga suka bertanya2 sendiri, kira2 ini termasuk ‘dosa’ gak yach? secara telah bertahun2 kita (=ada yg komplain, inikan tanggung jawab pemerintah, but menurutku kita secara personal juga harus bertanggung jawab karena kitapun punya kontribusi disitu) melakukan sesuatu yang ‘tidak baik’ terhadap alam yang diciptakan-Nya untuk kita manfaatkan dan kita jaga sebaik2nya, tapi kita malah cemari tanah, udara dan air dengan sampah plastik kita hiks3..:)
Tapi kita gak boleh patah semangat, minimal kita bisa coba kurangi konsumsi plastik dari diri kita sendiri, dan kita bisa pake TAS KAIN sbg penggantinya. Or kalau yg punya modal bisa ikut mengolah sampah plastik, seperti yang dilakukan pendaur2 plastik, salah satunya pa Baedowy dari PT Majestic Buana di Bekasi, n walupun kesannya ‘agak bau’ tapi ternyata keuntungannya besar jg loh). Beliau juga sudah membuka kemitraan dg orang di seluruh Indo.

-n kayaknya no other words but start to use ‘TAS KAIN’ (ikut2 kampanye nih he3…Caiyo3!!!)-