Sebagian besar masyarakat kita memang belum memahami mengapa kita harus mengurangi pemakaian plastik kresek. Jangankan masyarakat awam, ketika hal ini coba saya tanyakan kepada mahasiswa (Teknik Kimia) yang notabene komunitas yang seharusnya memiliki informasi lebih tentang ini, ternyata tidak semua bisa 'berfikir kritis' ttg hal ini, lah apalagi anak2:-/
Dan mungkin bbrp hal berikut ini bisa mengingatkan kita semua akan pentingnya usaha mengkampanyekannya minimal kepada keluarga, teman dan anak2 kita:
1. Konsumsi akan plastik untuk beberapa kebutuhan memang hampir tidak dapat dihindarkan, sehingga untuk mengganti total pemakaian plastik dengan bahan lain tentu sangat tidak memungkinkan, sehingga hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah PENGURANGAN KONSUMSI PLASTIK
2. Bahan baku plastik konvensional adalah minyak bumi. Kita dapat bayangkan seberapa besar minyak bumi yang diproduksi menjadi plastik untuk seluruh kebutuhan di dunia. Coba kita hitung saja berapa banyak plastik yang kita gunakan dalam sehari, mulai dari plastik pembungkus belanjaan dapur, plastik air minum kemasan, plastik pembungkus snack, plastik pembungkus belanjaan di supermarket, hingga plastik kemasan diapers or pembalut wanita, dll. Jika jumlah itu kita kalikan jumlah manusia yang juga menggunakan plastik dalam kesehariannya, maka dapat kita bayangkan berapa jumlah total konsumsi plastik kita. Walaupun saat ini juga telah dan sedang dikembangkan riset2 tentang bioplastik yaitu plastik yang diproduksi dari bahan2 terbarukan seperti kelompok pati2an, namun produk ini masih sangat terbatas karena biaya produksi yang masih sangat mahal.
So jangan komplain jika harga BBM semakin naik, karena stok minyak bumi pun semakin terbatas!
3. Pasca penggunaan. Menurut saya, plastik bekas yang akan kita buang itulah yang menyimpan masalah terbesar. N beberapa infonya sudah saya tulis di sini.
Usaha pencerdasan masyarakat adalah hal penting yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah dan kita semua dalam hal ini. Dan kayaknya kita (siapapun: guru, mahasiswa, dokter, ibu rumah tangga, karyawan dll) juga harus mulai mengikuti langkah2 yang telah dilakukan oleh beberapa kelompok yang memang perduli seperti Geng Anti Kresek di Yogyakarta, dan juga IDEP Foundation di Bali!
oh ya, posting ini terinspirasi artikel dari Kompas 11 Februari 2008 berikut ini:
Kampanyekan Bahaya Kantong Plastik sejak Dini
Bandung, Kompas - Kesadaran mengurangi penggunaan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari harus ditanamkan sejak dini karena kantong plastik tidak dapat terdegradasi di alam.
Hal ini diingatkan Asisten Deputi Urusan Pengendalian Pencemaran Limbah Domestik dan Skala Usaha Kecil Kementerian Negara Lingkungan Hidup Tribangun L Song di sela-sela Kampanye Antikantong Plastik di Kampus Institut Teknologi Bandung, Sabtu (9/2).
Kegiatan yang dimotori Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB ini diikuti ratusan pelajar, mahasiswa, artis, dan aktivis lingkungan hidup di Kota Bandung.
Di berbagai negara maju, kampanye antikantong plastik (white pollution) sudah menjadi hal lumrah. Pemerintah China dan Australia bahkan telah mengeluarkan kebijakan larangan bagi supermarket dan toko-toko membagi-bagikan plastik undegradable (tidak dapat terurai).
Muhammad Chairul, dosen Teknik Lingkungan ITB, mengatakan, sampah plastik rata-rat memiliki porsi sekitar 10 persen dari total volume sampah. Dari jumlah itu, sangat sedikit yang didaur ulang. Padahal, sampah plastik berbahan polimer sintetik tidak mudah diurai organisme dekomposer. Butuh 300-500 tahun agar bisa terdekomposisi atau terurai sempurna.
Membakar plastik pun bukan pilihan baik. ”Plastik yang tidak sempurna terbakar, di bawah 800 derajat Celsius, akan membentuk dioksin. Senyawa inilah yang berbahaya,” ujarnya.
Film Sharkwater Extinction
3 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar